Mencintai otak dan ahlaqnya...

Selamat Malam,
ini malam minggu yaaa? Selamat bermalam minggu yang sedang tidak tarawih, dan selamat beribadah yang sedang beribadah...
pernah merasakan jatuh cinta pada isi otak dan ahlaqnya? manis yaaa? iyaa... mungkin kurang tepat jika dikatakan jatuh cinta, karena cinta memang tak pernah memiliki alasan pasti untuk pembenarannya. terlalu dangkal jika kau mencintai orang karena otak dan ahlaqnya saja...
bayangkan saja jika otaknya nanti sudah usang dan tua hingga seluruh isi yang ada pada otaknya juga ikut usang, maka mungkin cintamu juga akan usang. Lalu jika kau hanya mencintainya karena ahlaqnya, mungkin sangat benar ketika dihadapkan dengan masalah religi, tapi akankah kita berhenti mencintai jika dia jatuh pada titik dimana hal-hal salah berada. Bukankah cinta yang benar akan menunjukkan jalan yang benar pula?
ketika yang kau cintai adalah orang dengan otak standar, maka bisa saja cinta mengubah cara berpikir standarnya itu. Atau bisa saja ketika kau mencintai seorang penjahat, maka dengan cintamu, ubah dia menjadi ustadz. Cinta itu perubahan, perubahan dari hal-hal buruk nan egois menjadi hal-hal lembut dan melengkapi. Cinta itu bukan hanya tentang memberikan keuntungan pada satu orang saja, namun kepada seluruh yang ada di sekelilingnya.
aku pernah mencintai--lebih tepat mengagumi--seseorang karena isi otaknya yang tidak luar biasa tapi tidak juga seperti kebanyakan lelaki yang aku temui. Aku juga mencintai--mengagumi--ahlaqnya... tetapi ketika dihadapkan pada lelaki yang 180 derajat darinya, aku lebih tak bisa lepas dari orang yang isi otak dan ahlaqnya di luar keinginanku. Tapi apa daya? bukankah cinta datang pada siapa saja yang siap dan meminta, dia datang pada orang yang tidak hanya menarik, tapi berani. Cinta datang pada hati yang juga ingin dicintai... tanpa alasan tanpa rencana. Mencintai adalah hal yang manis sekaligus pahit. Mencintai itu seperti kita tengah menggigit coklat batangan murni. Diantara manis yang terkecap, ada getir samar yang kau rasa. Mencintai itu seperti buah. Kau tak akan tahu isi di dalamnya sebelum kau membuka bungkusnya. Kau tak akan tahu rasanya sebelum kau mencobanya.. Cinta itu seperti kau berenang, bukan karena kau menyukai air hingga kau berenang, tapi karena kau berenang sehingga kau harus menyukai air. Bukan karena kau mencintai otak dan ahlaqnya hingga kau mencintai orangnya, tetapi cintai orangnya maka kau akan menerima segala yang ada padanya dan mampu membantunya berubah jika itu perlu :))

Komentar

Postingan Populer