Theo!
Namanya Theodore Elyana Setiaji tapi aku tidak tahu mengapa sahabat dekatnya memanggil perempuan bermata sipit itu Bec, sampai suatu waktu yang luar biasa. Dia cukup pendiam dibandingkan teman-temannya yang lain. Berkacamata dan rambut ekor kuda. Tawanya sumringah, namun tidak memekakan telinga. Cukup humble namun tidak menonjolkan diri. Membaca di perpustakaan namun juga berkumpul di kantin. Cuek namun murah senyum. Sangat biasa. Sederhana. Aku memanggilnya Theo, selayaknya teman baru yang memanggil seseorang dengan nama depan. Beberapa kali mengambil mata kuliah yang sama membuat dia mau tersenyum padaku ketika berpapasan. Theo tidak hanya jarang basa-basi. Tapi dia juga memiliki pemikiran yang cemerlang. Dia tidak suka terlalu banyak memunculkan dirinya dalam kelas. Hanya saja, sekali berbicara, kita akan tahu kapasitasnya. "Kamu Rahagi?" Tanya Theo di sebuah kelas pertama kali jumpa. Aku tengah mencatat kala itu. Baru beberapa menit pembagian kelompok, Theo sudah b...