Kepada Kamu Kangen dan Cinta itu
tiba-tiba waktu memunculkan rindu yang masam, mengorek kangen yang
menggelitik ingin tersampaikan... malamku samar ketika rindu
menggelayut manja pada hati yang belum seutuhnya sembuh, masih pada
titik dimana sakit adalah kawan baik. seolah kangen menjadi raja dari
raja, ia bergumul dengan resah dan kenangan, membentuk satu bongkahan
batu besar... bersiap jatuh dan mengenai alam bawah sadar, memerintah
secara sepihak lalu melemparkanku pada kamu dan masa lalu... pada tawa
dulu, pada bahagia ketika aku dan kamu masih dalam satu wadah bernama
cinta, atas nama cinta. pada saat tangis dan sakit bergandeng
beriringan, menepuk logikaku keras, memorak-porandakan benteng
kepercayaan, menepiskan rasa. kata seseorang itu adalah titik dimana
cinta telah sampai pada batas manisnya, ketika cinta telah habis
waktunya, ketika yang bermain hanya logika, hanya tentang pilihan tetap
bertahan dan saling menahan atau menyerah dan melepaskan. dan pada akhir
yang sakit namun melegakan, sebuah cinta yang akarnya bukan tunggang,
maka dengan mudah lepas dan menyerah. bukan tak ingin berusaha untuk
bertahan, tapi tak memiliki alasan kuat untuk mempertahankan, bahkan
hilang tujuan. lalu pada titik selanjutnya, pada kangen yang menyapa
tanpa pemberitahuan, pada rindu yang datang, pada kenangan yang telah
terpetakan, pada untaian doa yang tak surut termakan keikhlasan, pada
nama yang aku sebut dalam sujud dan kelam... pada kamu... pada kamu
cinta yang tak bertahan namun tak tertahankan.
Pada kamu kangen dan cinta itu, seolah saja aku adalah pengemis ketika dengan angkuhmu kau mentahkan rinduku... ya dengan rendahku, aku tahu, rinduku bukan lagi ada pada prioritasmu. aku hanya butiran masa lalu yang terjebak pada hitam dan dalamnya ingatan. Kangenku mencekik nyataku sendiri, tanpa pernah kau sadari. iya, entah dalam lelap atau terjagaku, kenangan menghempasku pada rindu, kangen, dan cinta yang kunikmati sendiri. dengan cinta yang ku jiwai sendiri. Kepada kamu kangen dan cinta itu... kamu...
Pada kamu kangen dan cinta itu, seolah saja aku adalah pengemis ketika dengan angkuhmu kau mentahkan rinduku... ya dengan rendahku, aku tahu, rinduku bukan lagi ada pada prioritasmu. aku hanya butiran masa lalu yang terjebak pada hitam dan dalamnya ingatan. Kangenku mencekik nyataku sendiri, tanpa pernah kau sadari. iya, entah dalam lelap atau terjagaku, kenangan menghempasku pada rindu, kangen, dan cinta yang kunikmati sendiri. dengan cinta yang ku jiwai sendiri. Kepada kamu kangen dan cinta itu... kamu...
Komentar
Posting Komentar