Sebuah Cerita tentang Pandangan Saya
Sebuah judul di atas sudah menunjukkan pada Anda, bahwa saya bangga
menjadi mahasiswi UII. Bukan sebuah proses yang mudah ketika saya harus
menerima kebanggaan tersebut. Ada rasa kecewa yang lumayan mengguncang
saya, ketika saya tahu saya belum berhasil dalam SNMPTN. Itu sebuah
kegagalan pahit yang pernah saya terima selama hidup saya. Itu pertama
kalinya saya gagal dalam menggapai sekolah impian saya. Saya selalu
merasa menjadi orang yang memiliki keberuntungan tanpa harus berusaha,
namun saya salah. Allah memberi keberuntungan tidak lah cuma-cuma, dan
di situ lah bodohnya saya. Saya punya mimpi yang besar, namun tidak
memiliki aksi yang besar pula. Allah tengah menegur saya, atau malah
menunjukkan pada saya tentang cara-Nya mengajari saya tentang kerendahan
hati dan mawas diri. Saya terlalu sombong hingga membuat saya terjatuh.
Kegagalan itu sakit, sangat sakit, namun untuk kesekian kalinya saya
sadar. Allah menjawab doa melalui tiga cara, yaitu :
1. IYA. Dia mengabulkan doa hamba-Nya.
2. TIDAK. Dia tidak mengabulkan doa hambaNya namun akan memberikan hal
yang dibutuhkan hambaNya
3. TUNGGU. Dia tengah merencanakan hal terbaik untuk hambaNya.
Dan inilah saya sekarang, Allah menjawab doa saya dengan cara TIDAK.
Allah memberikan saya Fakultas Hukum UII sebagai ganti dari Fakultas
Psikologi UGM. Berbeda jauh, namun saya yakin Allah punya rencana indah
dibaliknya. Amin.
Bagi beberapa siswa SMA (sebagian teman saya), KEBERUNTUNGAN adalah yang
membuat mereka LOLOS SNMPTN. Jika diamati berarti yang tidak BERUNTUNG
berarti tidak lolos SNMPTN? menurut saya, itu salah. Bagi saya
KEBERUNTUNGAN saya adalah ketika saya masih bisa kuliah diantara
orang-orang yang menginginkan bangku kuliah namun tidak bisa
mewujudkannya karena faktor ekonomi atau lainnya. Sementara doa, usaha,
dan jalan dari Allah lah yang membuat perbedaan di antara siswa yang
LOLOS dan BELUM LOLOS SNMPTN, bukan beruntung atau tidak beruntungnya
siswa tersebut.
Oke, mari beralih ke judul posting ini, jika ada yang bertanya kenapa
saya bangga menjadi mahasiswi UII? Bukankah UII itu universitas swasta?
Biaya swasta kan mahal? Saya akan menjawab SAYA BANGGA.
Di kampus ini, saya belajar menerima, menghargai, memaknai, mengerti dan
meresapi. Saya tidak lagi merasa gagal ketika menemui orang-orang hebat
pula di sini. Menemui orang-orang bersemangat di kampus ini. Ketika
Pesona Ta'aruf 2012, bertemu senior yang terlihat galak, namun baik dari
dalam. Saya sadar, orang-orang hebat tak hanya lahir dari nama
universitas negeri, karena orang-orang hebat, bisa saja lahir dari
universitas swasta, bahkan sekolah pinggiran sekalipun. Dan beruntungnya
lagi saya, ketika diterima di salah satu Universitas Swasta bonafit di
Indonesia ini, Universitas Islam Indonesia dengan bertemu orang-orang
hebat di dalamnya.
Lalu berlanjut, ketika PERADILAN 2012 (nama ospek fakultas hukum UII)
saya lagi-lagi menemui, ratusan atau puluhan orang baik di negeri ini.
Orang-orang yang bersemangat luar biasa, wali jama'ah yang baiknya luar
biasa, senior yang perhatiaannya luar biasa. Saya menemui orang-orang
yang bertanggung jawab, sangat bertanggung jawab :)
Kalian tahu? Bukankah sulit menemukan orang bermoral baik saat ini?
Namun saya menemukannya. Tanggung jawab adalah salah satu ciri-ciri
moral yang baik, bukan? dan saya menemukannya di sini. Entah dengan
universitas lain, saya tidak tahu. Tapi setidaknya, di sini, di tempat
yang awalnya saya tidak pernah berpikir untuk menjadi bagiannya, saya
mendapat banyak hal yang entah bisa saya dapatkan atau tidak di
universitas lainnya. Saya merasa ini jalan Allah bagi saya. Insya Allah,
memang ini jalannya. Sebuah jalan pencerahan, aufklarung. Allah
memberikan saya jalan yang sangat baik, Allah tahu apa yang saya
butuhkan saat ini. Lagi-lagi pencerahan. Bagaimana tidak? Ada nama Islam
di tengah nama Universitas ini. Bukankah Islam itu sendiri adalah
pencerahan? Saya percaya itu. Lalu bagaimana saya tidak merasa bangga
dan tidak merasa beruntung dengan hal itu? Sebuah jalan yang Insya Allah
benar telah terbentang, dan semoga saja, Allah selalu menuntun saya di
setiap langkah saya yang kadang masih gontai ini. Universitas Islam
Indonesia ini punya apa yang universitas lain tidak punya, yaitu nama
Islam yang mengakar dan mengalir kuat di setiap kegiatannya.
Itulah kebanggaan saya sekarang, ketika kegagalan yang saya dapatkan
terlihat sangat kecil setelah saya mendapat ganti yang hebat dari Allah.
Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, fakultas yang menuntut kita
menjadi manusia-manusia yang beraksi dengan berasaskan Islam dalam
setiap aksinya untuk Indonesia ! Hidup Mahasiswa!
Ada satu hal lagi yang saya ingat, sebuah kalimat dari salah satu senior
saya di Fakultas Hukum yang dia kutip dari Al Qur'an atau Al Hadits
saya kurang paham :) , bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna
bagi banyak orang. Semoga saja mahasiswa-mahasiswi UII bisa menjadi
manusia yang termasuk golongan itu. Amin.
Hidup Mahasiswa !! Allahu Akbar!
Komentar
Posting Komentar